Setelah muncul teori atom, dikatakan bahwa bentuk energi lain tersebut (energi listrik, energi kimia, dkk) merupakan energi kinetik atau energi potensial pada tingkat atom (pada skala mikroskopis – disebut mikro karena atom tu kecil banget). Sampai di sini penjelasan mengenai energi potensial atau energi kinetik pada tingkat atom, intinya bentuk energi lain tersebut merupakan energi potensial atau energi kinetik pada skala atomik.
Jika penasaran, bisa request melalui kolom komentar. Nanti akan anda pelajari pada pelajaran fisika di tingkat yang lebih tinggi.
Energi tersebut dapat berubah bentuk dari satu bentuk energi ke bentuk energi lain. Apa benar? Misalnya ketika dirimu menyalakan lampu neon, pada saat yang sama terjadi perubahan energi listrik menjadi energi cahaya. Contoh lain adalah perubahan energi listrik menjadi energi panas (setrika), energi listrik menjadi energi gerak (kipas angin) dll. Proses perubahan bentuk energi ini sebenarnya disebabkan oleh adanya perubahan energi antara energi potensial dan energi kinetik pada tingkat atom. Pada tingkat makroskopis, kita juga bisa menemukan begitu banyak contoh perubahan energi.
Hal yang luar biasa dalam fisika dan kehidupan kita sehari-hari adalah ketika energi dipindahkan atau diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, ternyata tidak ada energi yang hilang bin lenyap dalam setiap proses tersebut, ini adalah hukum kekekalan energi, sebuah prinsip yang penting dalam ilmu fisika. Hukum kekekalan energi dapat kita nyatakan sebagai berikut:
Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain dan dipindahkan dari satu benda ke benda yang lain tetapi jumlahnya selalu tetap. Jadi energi total tidak berkurang dan juga tidak berktambah.
Mari kita langsung menuju pembahasan Energi Mekanik.
Misalnya sebuah benda bermassa m berada
pada kedudukan awal sejauh h1 dari permukaan tanah (amati
gambar di bawah). Benda tersebut jatuh dan setelah beberapa saat
benda berada pada kedudukan akhir (h2). Benda jatuh karena
pada benda bekerja gaya berat (gaya berat = gaya gravitasi yang bekerja
pada benda, di mana arahnya tegak lurus menuju permukaan bumi).
Ketika berada pada kedudukan awal, benda
memiliki Energi Potensial sebesar EP1 (EP1 = mgh1).
Ketika berada pada kedudukan awal, benda memiliki Energi Potensial
sebesar EP2 (EP2 = mgh2). Usaha yang
dilakukan oleh gaya berat (w = weight = berat — huruf w kecil.
Kalo huruf W besar = usaha = work) dari kedudukan awal (h1)
menuju kedudukan akhir (h2) sama dengan selisih EP1
dan EP2.
Secara matematis ditulis :
W = EP1 – EP2 = mgh1 – mgh2
Misalnya kecepatan benda pada kedudukan
awal = v1 dan kecepatan benda pada kedudukan akhir = v2..
Pada kedudukan awal, benda memiliki Energi Kinetik sebesar EK1
(EK1 = ½ mv12). Pada kedudukan akhir,
benda memiliki Energi Kinetik sebesar EK2 (EK2 = ½ mv22).
Usaha yang dilakukan oleh gaya berat untuk menggerakan benda sama
dengan perubahan energi kinetik (sesuai dengan prinsip usaha dan
energi yang telah dibahas pada pokok bahasan usaha dan energi-materinya
ada di blog ini). Secara matematis ditulis :
W = EK2 – EK1 = ½ mv22
– ½ mv12
Kedua persamaan ini kita tulis kembali
menjadi :
W = W
EP1 – EP2 = EK2
– EK1
mgh1 –
mgh2 = ½ mv22 – ½ mv12
mgh1 + ½ mv12
= mgh2 + ½ mv22
Jumlah total Energi Potensial (EP) dan
Energi Kinetik (EK) = Energi Mekanik (EM). Secara matematis kita tulis :
EM = EP + EK
Ketika benda berada pada kedudukan awal (h1),
Energi Mekanik benda adalah :
EM1
= EP1 + EK1
Ketika
benda berada pada kedudukan akhir (h2), Energi Mekanik benda
adalah :
EM2 = EP2
+ EK2
Apabila tidak ada
gaya tak-konservatif yang bekerja pada benda, maka Energi Mekanik benda
pada posisi awal sama dengan Energi Mekanik benda pada posisi akhir.
Secara matematis kita tulis :
EM1
= EM2
Jumlah Energi
Mekanik benda ketika berada pada kedudukan awal = jumlah Energi Mekanik
benda ketika berada pada kedudukan akhir. Dengan kata lain, apabila
Energi Kinetik benda bertambah maka Energi Potensial harus berkurang
dengan besar yang sama untuk mengimbanginya. Sebaliknya, jika Energi
Kinetik benda berkurang, maka Energi Potensial harus bertambah dengan
besar yang sama.
Dengan demikian, jumlah total EP + EK (= Energi
Mekanik) bernilai tetap alias kekal bin konstan Ini adalah Hukum Kekekalan Energi Mekanik untuk
gaya-gaya konservatif.
Apabila hanya
gaya-gaya konservatif yang bekerja, maka jumlah total Energi Mekanik
pada sebuah sistem tidak berkurang atau bertambah. Energi Mekanik
bernilai tetap atau kekal.
Akhirnya pembahasan mengenai Hukum
Kekekalan Energi Mekanik berakhir. Mohon maaf lahir dan batin jika penjelasan panjang
lebar di atas membuat dahimu berkerut. Baca perlahan-lahan sambil
dipahami ya, jika kebingungan berlanjut, silahkan pelajari kembali.
Jangan lupa bertanya melalui kolom komentar di bawah apabila dirimu tersesat.
Bagaimana...sudah ada pencerahan? katakan mulai dari sekarang FISIKA HARUS ASYIK, maka ajaib seketika itu juga FISIKA MEMANG ASYIK :) Semoga bermanfaat dan tetap semangat. BRAVO!!!